June '22
Hari ini aku beranikan diri untuk menulis paragraf-paragraf dari relungku. Yang ku sebelum nya tidak ingin ku bagikan pada siapapun.
Entah dimulai sejak kapan, Juni ku tak pernah indah. Meskipun kulihat disekeliling ku beberapa orang memayungi dari hujan dan terik. Sebagian dari mereka melukiskan indahnya pelangi demi senyumku. Namun aku terus merasa bersalah dan tak cukup baik untuk mereka sayangi. Sekeras apapun ku coba, tak pernah bisa ku melihat putih dari diriku.
Maaf... Seringnya aku terus merasa bersalah pada semua orang. Juga pada Tuhan. Aku... Tak bersyukur atas apa yg Tuhan beri untukku.
Walaupun Juni terasa begitu biru, aku tetap menunggu ia kembali. Aku selalu menunggu Juni-Juni berikutnya datang. Aku selalu berharap: "Semoga kali ini Juni hangat mendekapku." Atau "Semoga Juni kali ini aku melupakan semua yg kelam"
Aamiin...
Tepat 1 minggu berlalu sejak ia datang, nafasku masih berat. Dadaku sakit sesak. Tenggorokan ku tak mampu menelan banyak air, tak seperti biasa. Tidak, bukan hanya di bulan Juni. Aku begini setiap hari selama beberapa tahun kebelakang. Entah mengapa begini.
Kata teman-temanku ini waktunya ku berdoa. Memohon pada-Nya apa yg kuinginkan. Aku berdoa. Tidak hanya hari ini, setiap dadaku terasa seperti tersengat lebah aku berdoa pada Tuhan agar aku bisa melupakan rasa ini. Pedih di dadaku. Yang tanpa sebab ini.
Tapi kali ini doaku berbeda.
Aku tak meminta agar berat nafasku, sesak dadaku, gelisah malamku menghilang. Tidak. Doaku berbeda. Aku kini punya sesuatu yg sangat kuinginkan.
Aku ingin menjadi ibu dari putra yg akan kulahirkan dari rahimku.
Tuhan... Terima kasih telah memberitahuku bahwa sekalipun orang yg ku percayai takkan pernah menggoreskan luka untukku, yg ku percayai akan menjadi orang pertama yg marah ketika aku dilukai, yg ku percayai akan menjagaku, yg pernah kubayangkan ketika aku menemukan pria-ku ia akan melepasku dengan isak dan senyum adalah manusia yg tak luput dari sifatnya.
Tuhan... Terima kasih walaupun berat aku masih mampu berjalan dan melaluinya. Tak apa Tuhan kau jauhkan aku dari beliau. Aku tak sedih lagi Tuhan, Aku tak marah lagi jadi Kumohon jangan pernah kembalikan beliau padaku.
Tuhan... Jangan bias kan dosanya pada hidupku :( ijinkan aku mampu lalui hidupku dengan bahagia. Kuyakin ku tak mampu lagi menangis jika hidupku hancur.
Tuhan... Ijinkan aku menjadi ibu dari putraku yg akan kulahirkan. Ijinkan aku menjadi seorang ibu. Aku ingin menjadi seorang ibu.
Akan ku ajarkan pada putraku bahwa Kau-lah Dzat Yang Maha Esa. Tak ada yg tak mampu Kau lakukan. Akan ku didik putraku menjadi seorang Putra sebagai mana mestinya dalam agama-Mu.
Ridhoi aku Tuhan bahwa aku mampu melahirkan dan membesarkan Putraku menjadi seorang Khalifah yang taat serta Ummah yg beriman.
Semoga Kau ijabah doa-doaku, Kau ridhoi dan jadikan putraku pelita dalam kuburku kelak.
Allahumma atina fid dunya hasanah wa fil akhirat hasanah wa qina 'adzaban nar.
Namun Juni belum berakhir... Semoga ada hal baik setiap harinya.
Apapun itu, aku percaya aku telah melihatnya di alam ruh bagaimana aku melalui hidupku. Jika aku memutuskan untuk tetap terlahir, pasti ada hal baik yg akan kutemui.
Komentar